Melalui
kehidupan rumah tangga memanglah tak mudah seperti membalikkan
telapak tangan. Menjalani rumah tangga seperti mengarungi laut
terlepas. Berombak besar. Berangin kencang. Kapal tenggelam
sana-sini. Tidak heran, bila lalu terjadinya pertengkaran, adu mulut
bahkan juga hingga “perkelahian”.
Dalam
perkelahian rumah tangga, bisa di pastikan yang menjadi pemenang
yaitu suami. Istri yang tidak mempunyai tubuh perkasa seperti suami,
memanglah sering jadi korban. Istri babak belur. Tubuhnya penuh
dengan warna hitam legam.
Hal paling penting yang harus
dipahami suami yaitu istri itu manusia biasa. Yang tentu memiliki
kekurangan. Bahkan juga dalam banyak Hadis, wanita dimisalkan
seperti tulang rusuk yang bengkok. Artinya, wanita itu pasti memilki
perilaku yg tidak baik. Tingkah laku yang tidak disenangi suami.
Walau demikian, hal semacam itu bukanlah berarti seorang suami bebas
menghakimi istri.
Oleh
karena itu, sebaiknya kita renungi Hadis tersebut.
“Sesungguhnya
wanita itu dijadikan dari tulang rusuk. Akan tidak lurus bagimu
disuatu jalan (yang anda inginkan). Bila kau bersenang-senang
denganya, kau bersenang-senang dengannya dan dia tetaplah bengkok.
Bila kau bangkit untuk meluruskannya, kau bakal memecahkannya. Dan,
memecahkannya yaitu menelaknya. ” (HR. Imam Muslim)
Bila
kita lihat sejarah, hal yang sama saja berlangsung pada Nabi
Ibrahim. Satu saat beliau mengadu pada Allah swt. Beliau bermunajat
kalau istri beliau, Sarah memiliki satu akhlak yg tidak baik.
Allah
swt. juga menjawabnya,
“Sesungguhnya, wanita itu
seperti tulang rusuk. Bila kau biarkan, kau membirakannya bengkok.
Bila kau meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jadi, terimalah apa
adanya. ”
Dan akhiranya harusnya kita sadari kalau
istri hanya manusia biasa. Tentu mempunyai kekurangan. Di samping
mempunyai keunggulan. Oleh karenanya, terimalah dia apa yang ada.
Cintai dia. Sayangi keunggulan dan kekurangannya. Kekurangan mereka
bukan untuk diadili, namun untuk dipahami. Kekurangan mereka memang
Takdir dari sang pencipta.
Orang bijak
mengatakan,
“Istri itu manusia biasa. Sama juga
dengan anda. Bila kau suka pada kelebihannya, kenpa tidak rela pada
kekurangannya? ”
Walau demikian, seorang suami harus tetap
berusaha memperbaiki tingkah laku istri yang kurang baik.
Perlahan-lahan namun pasti. Dengan lembut, kasih sayang, dan
ketulusan. Supaya tak mengakibatkannya patah dan bikin permasalahan
yang lain. Menyayangi bukanlah berarti membiarkannya. Menyayangi
yang sesungguhnya yaitu selalu berupaya agar istri jadi orang baik
dan terbaik untuk suami, hingga nanti dapat bersama-sama masuk
surga.
Amin... amin... ya robbal alamin