Ada seorang pria tua yang sudah berumur memutuskan tinggal bersamaan
dengan anak lelaki sulungnya. Anaknya itu sudah menikah dan memiliki
anak berumur lima th.. Pria tua itu karena telah segi umur, tangannya
sering gemetaran, pandangan telah semakin kabur, jalannya sudah tak kuat
seperti dahulu.
Satu malam, saat tengah makan malam bersama keluarga anaknya, pria tua
itu menjatuhkan gelas susunya hingga buat meja makan jadi sedikit
berantakan. Kecuali gelas susu, ia juga kesulitan makan karena tangannya
sering gemetaran dan saat makan sedikit berantakan.
Apa yang berlangsung?
Menantu dan anak kandungnya agak merasa kesal akibat peristiwa itu. Anak
lelakinya berkata pada istrinya ‘Karena peristiwa itu kita harus
melakukan satu hal pada ayah. ’
Dan istrinya menjawab,
‘Kita tidak miliki stok susu yang banyak untuk selalu ditumpahkan. Bapak
juga sering berisik saat makan. Saya capek bersihkan makanan yang
berantakan dilantai selesai makan’.
Dicapailah kesepakatan pada istri dan anak lelaki kakek itu.
Mereka pada akhirnya buat suatu
Hari demi berhari berlalu dimana orangtua mereka menggunakan waktu untuk
makan di meja kecil itu dengan diwaktu bersamaan anak, menantu dan
cucunya makan di meja utama keluarga.
Satu saat saat makan malam, menantu dan anaknya lihat orangtua mereka
tengah makan. Terlihat jelas pria tua itu sedang kesedihan. Namun, apa
yang berlangsung. Anak lelakinya berucap, tak ada lagi gelas dan piring
yang jatuh dan pecah.
Malampun sudah larut. Pada saat siang hari saat jam istirahat kerja,
anak lelaki pria tua itu pulang dari kantor dan dijumpai anaknya sendiri
tengah repot bermain dengan mainan biasanya dari plastic seperti gelas,
piring, sendok dan sebagainya. Ia juga ajukan pertanyaan, Nak suka
mainnya, apa yang sedang kamu lakukan?
Anak kecil 5 tahun yaitu cucu dari pria tua itu menjawab dengan polos. ‘
Piring sama gelasnya saya siapin dan berikan untuk ayah dan ibu saat
saya sudah besar kelak. ’
Mendengar kalimat dari anaknya sendiri, demikian menghujam pria itu. Ia
demikian sedih karena merasa bersalah pada Ayahnya dan ia juga menangis.
Mulai hari itu, meja kecil untuk ayahnya disimpan. Lalu ia berbarengan
istrinya mohon maaf pada ayahnya karena memperlakukannya seperti orang
lain di rumah mereka.
Mulai sejak hari itu, ayahnya sudah berkumpul dan makan bersama di meja
makan keluarga. Bahkan juga saat ayahnya menjatuhkan sendok, gelas
sesekali atau makanan yang berantakan ia segera bersihkan sendiri.
Sahabat, jadikanlah deskripsi cerita itu sebagai renungan untuk pribadi
sendiri. Yaitu telah kewajiban setiap anak untuk memperlakukan orang
tuanya baik Ibu atau Ayah dengan baik saat mereka berusia lanjut.
Ingatlah, saat kita masihlah kecil orang-tua kita dengan tulus
melindungi, menjaga, berikan perhatian bahkan ikhlas bertaruh nyawa
untuk anaknya tercinta. Jadi, jangan sampai sekalipun buat hati orangtua
bersedih karena perbuatan kita.
Ya Allah, ampunilah kami karena telah lupa melindungi ke-2 orangtua
kami, Ya Allah sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami sewaktu
kami kecil. Amin. Semoga bermanfaat, jazakumullah.....