Sore hari, 25 tahun yang lalu, seorang
bocah kecil mendatangi sebuah warung Tegal di pinggir jalan yang selalu
ramai didatangi orang-orang sekitar. Setelah menunggu lama hingga semua
pelanggan keluar, barulah ia berani masuk ke dalam dan berkata
“Saya mau membeli sebungkus nasi putih saja, terima kasih!”
Suami
istri pemilik warteg tersebut melihat bocah kecil itu sama sekali tidak
memilih lauk, namun tanpa bertanya apa-apa, dia membungkus nasi putih
yang cukup banyak serta memberikannya kepada dia.
Pada saat bocah kecil itu membayar, ia berkata
“Apakah saya boleh menambah sedikit kuah saja dari lauk yang ada diatas nasi putih saya?”
Pemilik warung tersenyum ramah berkata: “Boleh silahkan, tidak usah bayar nak!”
Setelah
mendengar bahwa kuah lauk ternyata gratis, ia segera memesan semangkuk
nasi putih lagi. Pemilik warung itu berkata: “Apakah semangkuk tidak
cukup nak? Kalau begitu aku tambahkan saja porsi nasinya ya..”
Bocah
tersebut berkata “Oh, enggak kok buk ! Nasi yang dibungkus ini
rencananya akan saja buat bekal untuk dibawa ke sekolah besok pagi.” :)
Pemilik
warung tegal tersebut berpikir bahwa bocah kecil tersebut pastilah
berasal dari keluarga yang kurang mampu serta hidup jauh dari keluarga
demi menuntut ilmu.
Ia
terlihat sangat berhemat dan mandiri. Pemilik warteh itu secara
diam-diam menaruh 1 sendok besar lauk daging dan sebutir telur. Ia
menutup semua lauk itu dengan nasi putih agar sama sekali tidak
terlihat.
Istri dari pemilik warung Tegal tidak habis pikir mengapa lauk tersebut tidak ditaruh di atas nasi namun harus disembunyikan?
Pemilik
warung berbisik kepada istrinya, “Jika bocah kecil itu tahu bahwa kita
menambahi lauk di atas nasi putih tersebut maka bocah itu akan merasa
kita sedang berbelas kasihan kepada dia dan secara tidak langsung
mungkin saja kita menyakiti harga dirinya, dengan begitu dia bisa jadi
sungkan untuk datang lagi kemari.
Jikalau dia akhirnya pergi ke warung lain dan hanya makan nasi putih saja, dari mana datangnya tenaga untuk belajar?”
Pada
saat bocah kecil tersebut menerima sebungkus nasi yang cukup berat, dia
tampak berulang kali melihat ke arah pasangan suami istri tersebut.
Pemilik warung itu dengan tersenyum lebar berkata: “Semangat yah! Sampai
jumpa besok!” Dia melambaikan tangannya serta dengan jelas
mengisyaratkan kepada bocah tersebut untuk datang lagi besok hari.
Mata
bocah kecil itu berkaca-kaca. Sejak saat itu hampir setiap hari kecuali
hari libur, dia selalu datang untuk membeli dua bungkus nasi putih.
Sebungkus nasi putih selalu dijadikan bekal di sekolah keesokkan
harinya. Pemilik warung tersebut dengan setia memyembunyikan lauk
rahasia di dalam nasi putih yang dibelinya.
Hingga
kemudian bocah ini beranjak dewasa dan lulus dari universitas, selama
20 tahun pasangan suami istri ini pun tidak pernah melihat bocah itu
lagi.
singkat cerita waktu berlalu …
dan 20 tahun kemudian
Suatu
hari, pasangan suami istri yang sudah paruh baya ini menerima surat
pemberitahuan dari PEMDA untuk pembongkaran warung mereka, sebab mereka
memang berjualan di tanah milik negara. Hal ini membawa kesedihan bagi
sang pemilik warteg dan Istrinya sebab Dalam usia sekian dengan
kehilangan sumber pemasukan, mereka menjadi sangat khawatir akan masa
depan, bagaimana menghadapi keadaan ekonomi yang pasti semakin sulit?
Mereka hanya dapat menangisi keadaan mereka setiap hari.
Namun
suatu hari, tiba-tiba datang seorang anak muda dengan berpakaian jas
menghampiri warung mereka. Dia berkata: “Apa kabar, saya adalah wakil
Direktur dari perusahaan XX, Direktur kami memberi perintah kepada saya
untuk meminta Anda mengelola kantin bawah gedung kantor kami, seluruh
biaya peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan akan ditanggung oleh
kantor kami, anda hanya perlu mengarahkan team koki untuk memasak,
kemudian keuntungannya akan dibagi rata dengan perusahaan!”
Pasangan
suami istri tersebut dengan ragu-ragu bertanya: “Direktur perusahaan
kalian itu siapa? Kenapa begitu baik sekali terhadap kami?”
“Kalian
adalah penolong bagi Direktur perusahaan kami, Direktur perusahaan kami
suka sekali makan lauk telur dan daging masakan kalian. Saya hanya
mengetahui itu saja, untuk selebihnya kalian dapat menanyakannya
langsung kepadanya!”
Ternyata
Direktur itu adalah sang bocah cilik 20 tahun yang lalu setiap hari
datang hanya membeli sebungkus nasi putih. Setelah lewat 20 tahun dia
mulai membuka usahanya dan berhasil mendirikan sebuah perusahaan.
Sekarang dia membalas budi kepada pasangan suami istri ini !
Mari kita Petik Pelajaran dari Kisah diatas,,,
Menolong
dengan Tulus bagi sesama yang membutuhkan adalah hal yang Luar Biasa !
bahkan kalau perlu jangan sampai Orang yang kita tolong tahu bahwa kita
menolong mereka.
Tapi berharaplah Balasan dari Tuhan, Tuhan pasti akan membalas kebaikan yang pernah kita lakukan, Yakinlah!