Materi ini saya dapatkan dari murobbiyah saya, pada saat saya halaqoh, judulnya ketika disampaikan waktu itu adalah “Agar Pernikahan Membawa Berkah”. Judulnya subhanallah banget yah. Yang belum menikah pasti penasaran dehh apa aja sihhh langkah-langkah menuju pernikahan membawa berkah itu. Yuk disimak catatan ringkasan saya ini. Ternyata ada tujuh point terpenting yang mesti kita pahami kawan, diantaranya yaitu:
1. Meluruskan niat/motivasi (Ishlahun Niyat)
Benerlah siapa yang ingin menikah maka luruskan niat kita dulu. Niat menikah tentunya karena Allah SWT karena menikah adalah ibadah. Karena menikah juga merupakan perintahNya. Coba kawan dicek dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 32. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kaurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nur : 32)
2. Sikap Saling terbuka (Mushorohah)
Sikap saling terbuka disini yang saya pahami adalah ketika sudah menjadi suami dan istri maka hal–hal yang sebelumnya haram menjadi halal. Misalnya secara fisik kita sudah halal untuk bersentuhan. Selain itu juga sikap saling keterbukaan ini dapat memupuk sikap saling percaya (tsiqoh) diantara suami dan istri karena adanya rasa keinginan saling mengenal satu dengan yang lainnya entah itu sifat kepribadian, kebiasaan, kesenangan, ketidaksukaan sehingga suami/istri merasa nyaman.
3. Sikap toleran (Tasamuh)
Sudah pasti ketika berumah tangga suami dan istri memiliki
kebiasaan, pemikiran yang berbeda-beda sehingga akan timbul
konflik/perdebatan dalam rumah tangga. Sehingga sikap toleran ini sangat
penting bagi kehidupan suami istri untuk memujudkan keluarga yang tetap
harmonis. Dan dalam hal ini sikap toleran juga menuntut adanya sikap
saling memaafkan, yang meliputi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (1) Al Afwu
yaitu memaafkan orang jika memang diminta, (2) As-Shofhu yaitu memaafkan
orang lain walaupun tidak diminta, dan (3) Al-Maghfiroh yaitu
memintakan ampun pada Allah untuk oran lain.
4. Komunikasi
Komunikasi ini sangat penting karena dengan komunikasi katanya akan
meningkatkan sikap saling cinta antar pasangan. Komunikasi juga untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Karena saya juga melihat beberapa
keluarga yang tetap harmonis kuncinya adalah komunikasi yang tetap
terjaga dan tidak pernah putus hmm. Apalagi bagi suami dan istri yang
memiliki kesibukan masing-masing, sehingga dengan komunikasi ini
memberikan rasa perhatian, saling mendengar, dan memberikan respon.
Zaman sekarang komunikasi sudah cukup canggih bisa via telephone, email,
whats app, skype, dan sebagainya.
Oya point komunikasi ini bisa mengingatkan kita kepada kisah
keluaraga Ibrahim As. Dalam surah As-Shaaffat ayat 102. “Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. As-Shaaffat:
102).
Ibroh yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah komunikasi
timbal balik antara orang tua dengan anak. Nabi Ibrahim mengutarakan
pendapatnya dengan bahasa dialog bukan menetapkan keputusannya sendiri,
sehingga adanya keyakinan yang kuat kepada Allah, adanya tunduk dan
patuh atas perintah Allah dan adanya tawakal kepada Allah SWT, sehingga
Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas yang sehat dan besar.
5. Sabar dan syukur
Yah, sabar dan syukur dalam berumah tangga memang sangat
dianjurkan. Pasalnya setiap ujian dalam berumah tangga harus disikapi
dengan rasa sabar seperti pada pasangan suami/istri terdapat
kekurangan/kelemahan sehingga perlu disikapinya dengan sabar. Kemudian
disikapi rasa syukur atas rezeki yang Allah berikan kepada suami dan
tidak banyak menuntut khusus untuk istri karena kebanyakan penghuni
neraka adalah kaum wanita, disebabkan istri yang kurang bersyukur
terhadap pemberian suaminya. Dan apabila kita bersyukur maka Allah akan
melebihkan nikmatNya lagi untuk kita. Bisa dilihat dalam firman Allah
surah Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu
sangat pedih” (QS.Ibrahim : 7).
6. Sikap yang santun dan bijak
Sikap santun dan bijak dari seluruh anggota keluarga dalam
berinteraksi kehidupan berumah tangga ini perlu dilakukan karena akan
menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Sehingga suasana ini membuat
penghuni rumah betah tinggal di rumah. Sebagaimana ungkapan bahwa
“Rumahku adalah Syurgaku” bukan berarti fasilitas yang lengkap dan rumah
tinggal yang luas akan tetapi ada suasana interaktif antar keluarga;
suami istri dan anak-anak yang penuh kesantunan dan bijaksana. Sehingga
menimbulkan suasana yang penuh keakraban, kedamaian, dan cinta kasih
antar keluarga.
Oya sikap santun dan bijak merupakan cermin dari kondisi ruhiyah
yang mapan. Ketika kondisi ruhiyah seorang itu labil maka ada
kecenderungan bersikap emosional dan marah, karena syetan akan mudah
mempengaruhinya. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita
agar jangan mudah marah (Laa tagdlob). Bila muncul amarah maka
bersegeralah menahan diri dengan beristighfar dan mohon perlindungan
kepada Allah dengan (taawudz billah), bila masih merasa marah maka
hendaknya berwudhu dan mendirikan sholat. Karena sesungguhnya dampak
dari kemarahan sangat tidak baik bagi jiwa, baik orang yang marah maupun
bagi orang yang dimarahi. Oleh sebab itu dalam berumah tangga harus ada
saling memaafkan bila terjadi kemarahan dan Allah menyukai orang yang
suka memaafkan.
7. Kuatnya hubungan dengan Allah
Sudah pasti kalau kita menginginkan rumah tangga yang tetap
harmonis, hubungan kita dengan Allah harus diperkuat, karena dengan
begitu akan menghasilkan keteguhan hati (kemampanan ruhiyah),
sebagaimana dalam firman Allah disurah Ar-Rad’u ayat 28 “ (yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram” (QS. Ar-Rad’u : 28)
Rasulullah SAW juga selalu memanjatkan doa agar mendapatkkan
keteguhan hati : Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika
wa’ala thooatika” (Wahai yang membolak-bailikan hati, teguhkanlah hatiku
untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta’atiMu).
Kedekatan kita dengan Allah bisa dimulai dengan membiasakan dalam
keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah secara bertahap seperti
tilawah, shaum, tahajud, Duha, doa, infaq, doa, matsurat, dan
sebagainnya. Karena tanpa adanya kedekatan dengan Allah mustahil
seseorang dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Finish. Semoga ringkasan saya ini memberikan banyak manfaat terutama bagi yang akan menikah atau yang sudah menikah juga, hehe.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN